Build in Public untuk Ibu Rumah Tangga

Bertumbuh Sambil Terlihat

“Bangunlah perlahan, tapi terlihat. Bukan untuk validasi, tapi untuk membuktikan pada dirimu: aku hadir.”

Pernahkah kamu merasa ingin memulai sesuatu, tapi langsung ciut karena belum merasa cukup ahli?
Ingin bikin konten, tapi merasa ‘belum jadi’?
Ingin mencoba sesuatu yang baru, tapi takut dilihat orang saat masih berantakan?

Saya pernah. Bahkan dua kali.

Pertama, saat memulai konten di Instagram @ibunyaboemi—dengan segala keraguan sebagai ibu rumah tangga yang belajar ngonten dari nol.
Kedua, saat akun saya kembali setelah disuspend Meta. Rasanya seperti memulai dari awal lagi, di tengah banyak orang yang sudah tampak "selangkah lebih jadi".

Di situlah saya mengenal konsep Build in Public.

By the way, sedang saya upayakan juga di channel Youtube. Seperti yang dilakukan sahabat saya Mas Musli dan Pak Edi.

Apa Itu Build in Public?

Build in Public adalah keberanian untuk bertumbuh secara terbuka.
Menunjukkan proses, bukan hanya hasil.
Datang sebagai manusia yang belum selesai—tapi tetap mau berjalan.

Buat saya, build in public bukan soal pamer atau pencitraan.
Tapi tentang kejujuran: bahwa semua orang punya proses.
Dan proses itu layak dihargai, bahkan dirayakan.

Mengapa Konsep Ini Relevan untuk Ibu Rumah Tangga?

Sebagai IRT, kita hidup dalam ritme yang tidak selalu bisa diprediksi.
Energi terbatas. Waktu sempit.
Perfeksionisme justru sering jadi musuh utama.

Di sinilah build in public jadi jawaban.
Karena:

  • Kita tidak perlu menunggu semuanya rapi untuk memulai.

  • Kita bisa hadir di tengah kekacauan yang tetap bermakna.

  • Kita bisa berbagi bukan sebagai guru, tapi sebagai teman seperjalanan.

Cerita Saya: Bertumbuh dari Kebun

Saya memulai lagi dari kebun.
Kebun kecil di teras rumah. Tempat saya merasa bebas. Tempat saya bisa merekam video sambil mencurahkan isi hati.

Awalnya hanya konten sederhana. Tapi dari situlah saya kembali merasa hidup.
Dan ternyata… konten dari kebun itu pernah FYP juga, lho.
(Scroll ke bawah di IG saya kalau mau lihat 😄)

Saya belajar satu hal penting:
Mulailah dari yang dekat.
Dari dapur. Dari usaha kecilmu. Dari halaman rumah.
Tidak harus luar biasa. Yang penting, jujur dan konsisten.

Contoh Build in Public ala IRT

  • Story saat belajar Canva untuk pertama kalinya.

  • Upload proses voice over yang belum rapi.

  • Cerita tentang webinar yang sepi peserta, tapi banyak pelajaran.

  • Refleksi dari sesi journaling hari itu.

Tidak harus tiap hari update. Tidak harus aesthetic.
Yang penting: hadir sebagai dirimu sendiri.

Build in Public = Melatih Self-Trust

Menurut Maslow, aktualisasi diri bukan hasil akhir dari daftar kebutuhan.
Kita tidak harus menunggu “cukup aman” dulu untuk berkembang.

Aktualisasi diri adalah dorongan batin.
Dan untuk bisa mencapainya, kita butuh satu hal utama: percaya pada diri sendiri.

Setiap kali kita membagikan proses, sekecil apa pun, kita sedang melatih self-trust.
Dan self-trust inilah pondasi utama bertumbuh.

Jadi, Mulailah Hari Ini

Kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana…
Coba mulai dari cerita hari ini.

Tulis satu paragraf.
Ambil satu foto.
Bagikan satu pelajaran kecil yang kamu temukan hari ini.

Bukan untuk sempurna.
Tapi untuk berjalan menuju versi terbaik dirimu — The Future You.

“Kontenmu tidak harus viral. Tapi biarlah jadi jejak dari keberanian kecil yang kamu lakukan hari ini.”

ibunyaboemi

Terimakasih sudah baca sampai disini.

Terimakasih banyak untuk Bun Bestie yang sering nraktir saya coffee lewat sini.

Awalnya saya mau nyerah aja dengan sharing lewat tulisan, karena nggak banyak yang mau baca.

Jika butuh bacaan yang lumayan intens plus journal diri ibu dan bonus ngobrol brainstorming bareng saya selama 30 bisa klik disini ya.

Reply

or to participate.